KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini membahas tentang KERAJAAN-KERAJAAN PADA MASA HINDU-BUDHA khususnya
tentang KERAJAAN MAJAPAHIT. Terimakasih kami ucapkan kepada guru sejarah dan
orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini, yang semoga baik hasilnya. Semoga dengan adanya
tugas ini, dapat lebih meningkatkan pengetahuan kami dan para pembaca tentang
KERAJAAN MAJAPAHIT.
Banyumas,
25 Oktober 2014
BAB
I. PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Indonesia
mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan
negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan
wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal
tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India. Kerajaan-kerajaan bercorak
Hindu-Buddha yang berkembang di Indonesia,antara lain:
1.
Kerajaan Kutai Martadipura, adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang
memiliki buktisejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak
di Muara Kaman, KalimantanTimur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Peninggalnnya
berupa prasasti yang berupa tujuh buah yupa.
2.
Kerajaan Tarumanegara, adalah kerajaan bercorak Hindu tertua di Jawa.
Prasasti-prasasti yangmenjelaskan tentang keberadaan kerajaan Tarumanegara
ditemukan di Bogor, Jakarta, dandaerah Banten Selatan. Prasasti-prasasti
tersebut antara lain prasasti Ciaruten yangditemukan di tepi Sungai Citarum
Bogor, prasasti Kebon Kopi yang ditemukan di KampungMuara Hilir, dan prasasti
Tugu yang ditemukan di Cilincing, Jakarta.
3.
Kerajaan Sriwijaya, adalah salah satu kerajaan bahari yang pernah berdiri di
pulau Sumatera. Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad
ke-7, seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya
tahun 671 dan tinggalselama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua
mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di
Palembang, bertarikh 682.
4.
Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram di Jawa Timur, berdiri sejak awal abad ke-8.
Pada awal berdirinya, kerjaan ini berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada
abad ke-10 pusat Kerajaan Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur. Peninggalan
bangunan suci dari keduanya antara lain ialah CandiGeding Songo, kompleks Candi
Dieng, dan kompleks Candi Prambanan yang berlatar belakang Hindu. Adapun yang
berlatar belakang agama Buddha antaralain ialah Candi Kalasan, Candi Borobudur,
Candi Mendut, Candi Sewu, dan Candi Plaosan.
5.
Kerajaan Kediri / Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat diJawa
Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak
disekitar Kota Kediri. Bukti Sejarah, Prasati sirah keting, Prasati yang
ditemukan tulung agung kertosono, Prasasti Ngantang (1135 M) Prasasti Jaring, Prasasti
Kamulan (1194 M), Buku cina yang berjudul Chu Fan Chai karangan Chu Ju Kuam
(1220 M).
6.
Kerajaan Singasari, adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang didirikan
oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan
melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari
sampai Malang, juga melalui kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapancayang
serta kitab Pararaton.
7.
Kerajaan Majapahit, adalah nama sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur. Bukti
sejarahnya adalah Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca tahun 1365. Kitab
Sotasoma, Karya Mpu Tantular. Kitab Arjunawiwaha, karya Mpu Tantular.
8.
Kerajaan kalingga, adalah sebuah kerajaan yang berada dijawa tengah. Sumber
sejarahnya adalah berita Cina pada masa dinasti tang.
9.
Kerajaan buleleng, merupakan kerajaan hindu tertua dibali berkembang pada abad
IX-XI masehi.
10.
Kerajaan tulang bawang, adalah kerajaan yang pernah berdiri di Lampung. Sumber
sejarahnya adalah berita dari cina, berita cina tertua berasal dari kitab
Liu-Sung-Shu pada abadV.
11.
Kerajaan kota kapur, dibuktikan dengan adanya peninggalanberupa
sisa-sisabangunan candi hindudan arca-arca wisnupada abad V dan VII.
Karena
banyaknya kerajaan pada masa hindu budha, kami ditugaskan untuk menjelaskan
ditugaskan untuk menjelaskan kerajaan majapahit. Yang semoga dengan adanya
tugas tentang kerajaan majapahit ini, dapat lebih memperdalam pengetahuan kami
dan para pembaca.
2.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
kerajaan majapahit?
2. Bagaimana
kondisi geografis kerajaan majapahit?
3. Bagaimana
kehidupan politik kerajaan majapahit?
4. Bagaimana
kehidupan ekonomi kerajaan majapahit?
5. Bagaimana
kehidupan agama kerajaan majapahit?
6. Bagaimana
kehidupan sosial budaya kerajaan majapahit?
7. Apa
saja sumber sejarah kerajaan Majapahit?
3.
TUJUAN
1.
Mengetahui kerajaan majapahit
2.
Mengetahui kondisi geografis kerajaan
majapahit
3.
Mengetahui kehidupan politik kerajaan majapahit
4.
Mengetahui kehidupan ekonomi kerajaan majapahit
5.
Mengetahui kehidupan agama kerajaan majapahit
6.
Mengetahui kehidupan sosial budaya kerajaan majapahit
7.
Mengetahui sumber sejarah kerajaan majapahit
BAB
II. PEMBAHASAN
1.
KERAJAAN MAJAPAHIT
Majapahit
adalah sebuah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang berpusat di Jawa Timur,
Indonesia, yang berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan merupakan
salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut kitab
negarakertagama, kekuasaan terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya,
Kalimantan, hingga indonesia timur, meski masih diperdebatkan. Kerajaan
Majapahit Didirikan tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa
Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.
Raja-Raja
yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit:
1.
Raden Wijaya 1273 – 1309
2.
Jayanegara 1309-1328
3.
Tribhuwanatunggaldewi 1328-1350
4.
Hayam Wuruk 1350-1389
5.
Wikramawardana 1389-1429
6.
Kertabhumi 1429-1478
Mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Yang ditunjang
oleh pertanian sudah teratur, perdagangan lancar dan maju, memiliki armada angkutan
laut yang kuat serta dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada. Di
bawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain. Dengan
semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah Palapa yang berbunyi
“Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah
Nusantara”. Mpu Prapanca dalam bukunya Negara Kertagama menceritakan tentang
zaman gemilang kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja sebelumnya.
Pada tahun 1364 Gajah Mada meninggal,
lalu disusun oleh Hayam Wuruk di tahun 1389 dan kerajaan Majapahit mulai
mengalami kemunduran. Kemunduran kerajaan majapahit juga disebabkan karena
sejak sepeninggal
Raden Wijaya, Kerajaan Majapahit dilanda beberapa pemberontakan. Pemberontakan
tersebut antara lain ialah pemberontakan Ranggalawe, Sora, dan Kuti selama masa
pemerintahan Jayanegara (1309-1328), serta pemberontakan Sadeng dan Keta pada
masa Tribhuwanatunggadewi (1328-1350). Pemberontakan baru dapat berakhir pada
masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Setelah masa kekuasaan Raja Hayam
Wuruk, pamor Kerajaan Majapahit semakin menurun. Pada 1522, Kerajaan Majapahit
hancur akibat terjadinya perang saudara. Selain itu, faktor yang juga
mempengaruhi runtuhnya Kerajaan Majapahit ialah munculnya Kerajaan Malaka dan
berkembangnya kebudayaan Islam.
2.
KONDISI GEOGRAFIS KERAJAAN MAJAPAHIT
Secara
geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah
lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak
sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu. Sungai
brantas membawa dampak yang besar bagi tanah majapahit, karena sedimen lumpur
yang dibawa Sungai Brantas telah memberikan kesuburan pada tanah pertanian
disepanjang aliran sungai. Kesuburan tanah dan irigasi yang baik menjadikan
masyarakat Majapahit dapat menikmati swasembada beras. Selain itu, Sungai
Brantas juga menjadikan kerajaan majapahit sebagai kerajaan maritim terbesar di
Indonesia. Sungai Brantas juga menjadi sarana transportasi yang menghubungkan
wilayah pedalaman dan pesisir Majapahit, dan merupakan jalur perdagangan yang
penting bagi perekonomian Majapahit.
3.
KEHIDUPAN POLITIK KERAJAAN MAJAPAHIT
Kehidupan
politik masa kerajaan majapahit mulai berkembang semenjak masa pemerintahan
raden wijaya 1293-1309 M kemudian terus mengalami kemajuan dimasa kejayaan
hayam wuruk 1350-1389 M. Raja atau ratu majapahit dinamakan bhre prabhu atau
sri maharaja kemudian anggota keluarga kerajaan disebut bhre seperti bhre
lasem,bhre pajang,bhre mataram dll. Sistem pemerintahan yang dikembangkan hayam
wuruk setiap daerah dikepalai semacam patih mangkubumi atau gubernur,bhre atau
bupati hingga kepala desa kemudian tiap wilayah terbagi beberapa wilayah
semacam propinsi,kadipaten atau kabupaten,kecamatan hingga kelompok keluarga sesuai
piagam bendasari .Pola pemerintahan ini sebagaimana tertulis pada prasasti
wingun 1447 yang mencatat wilayah majapahit terbagi menjadi 14 bagian yang
dipimpin oleh seorang bhre seperti kadipaten Lasem oleh bhre lasem,bhre mataram,
dan lainnya. Dibawah raja hayam wuruk terdapat raja daerah yang disebut bhatara
prabu yang bertugas mengumpulkan upeti dan tugas pemerintah kemudian ada juga s
rakyan patih atau perdana menteri yang bersama raja melaksanakan kebijakan
pemerintah selanjutnya dibawah perdana menteri dikembangkan menjadi sejenis
departemen yang mengawasi bidang tertentu kemudian dibentuk dewan pertimbangan
yang anggotanya terdiri dari sanak saudara raja dinamakan bhattara saptaprbhu.
Setiap waktu yang telah ditentukan bulan maret- april menurut kitab
negarakertagama semua perwira,patih,bhre dan pejabat lainnya dipanggil untuk
mengevaluasi atas kinerja para perwira oleh raja hayam wuruk selaku kepala
pemerintahan. Pola pemerintahan yang dibentuk hayam wuruk tidak banyak
mengalami perubahan selama pemerintahan hayam wuruk sehingga tak heran
pemerintahan hayam wuruk mampu bertahan selama 39 tahun.Jangka 39 tahun
tersebut majapahit dibawah mahapatih gajahmada,adityawarman,empu nala mampu
menguasai wilayah dari sumatera,bali,sumbawa,madura,sulawesi,kalimantan,papua
barat,singapura,australia hingga semenanjung malaya membuat kerajaan majapahit
disebut kerajaan maritim atau kerajaan agraris.Pengaruh kerajaan majapahit yang
cukup besar hingga wilayah kekuasaannya membentang luas hingga semenanjung
malaya tidak lepas dari kecerdasan dan kecerdikan patih gajahmada yang terkenal
dalam menciptakan taktik perang salah satunya membangun pleton prajurit. Kehidupan
sosial agama masa majapahit menurut ma-Huan abad 14 majapahit tumbuh beragam
agama :agama hindu,budha dan Islam, meski beragam toleransi maupun integrasi
dijunjung tinggi.Kesemuanya itu menurut kitab sutasoma karya mpu tantular
berdasar bhineka tunggal ika yang awalnya diciptakan masa wisnuwardhana
singasari kemudian dikembangkan masa kerajaan majapahit hingga akhirnya menjadi
hasil budaya majapahit yang kala itu memiliki semboyan bhineka tunggal ika dan
diduga kuat semboyan itu menjadi pedoman hayam wuruk dalam membangun kerajaan
majapahit sampai mencapai zaman keemasan. Bendera kerajaan majapahit berwarna
merah putih yang dulu dikenal bendera getah getih,gula merah dan bendera
majapahit tersebut kini dijadikan sebagai bendera nasional Republik Indonesia. Pasca
kerajaan majapahit runtuh sistem pemerintah yang dibangun hayam wuruk seakan
memberi inspirasi tersendiri bagi negara Republik Indonesia pasalnya semboyan Bhineka Tunggal Ika, bendera merah
putih hingga pola pemerintahan yang dulu pernah digunakan masa hayam wuruk
masih bertahan sampai sekarang bahkan dijadikan pedoman dalam membangun negara
Indonesia terlihat dari semboyan bhineka tunggal ika,bendera merah putih dan
sistem pemerintahan masa majapahit kadipaten menjadi kabupaten misalnya tetap
dikembangkan hingga kini.
4.
KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN MAJAPAHIT
Rakyat
Majapahit terbagi dalam kelompok masyarakat berdasarkan pekerjaan. Pada
umumnya, rakyat Majapahit adalah petani, sisanya pedagang dan pengrajin. Selain
pertanian, Majapahit juga mengembangkan perdagangan dan pelayaran. Barang utama
yang diperdagangkan antara lain rempah-rempah, beras, gading, timah, besi,
intan, dan kayu cendana. Sejumlah pelabuhan terpenting pada masa itu adalah
Hujung Galuh, Tuban, dan Gresik.Majapahit memiliki 2 peran penting. Pertama,
Majapahit
adalah sebagai kerajaan produsen yang menghasilkan barang-barang yang laku di
pasaran. Kedua, peranan Majapahit adalah
sebagai perantara dalam membawa hasil bumi dari daerah satu ke daerah yang
lain.
Perkembangan
perdagangan Majapahit didukung pula oleh hubungan baik yang dibangun penguasa
Majapahit dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Selain itu, untuk mendukung
kegiatan perdagangan. Majapahit mencetak uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Mata uang itu dikenal dengan sebutan kepeng dan gobog. Mata uang tersebut
dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Pemerintah
majapahit juga memperoleh pendapatan yang besar dari sektor pajak dan upeti.
5.
KEHIDUPAN AGAMA KERAJAAN MAJAPAHIT
Masyarakat
Majapahit secara umum menganut agama Hindu dan Budha. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dibentuk dewan
khusus seperti Dharmadhyaksa Kasewan untuk agama Siwa budha ,Dharmadhyksa
Kasogatan bagi agama Budha kemudian keduanya dibantu oleh pejabat keagamaan
yang disebut Dharma Upapatti jumlahnya sesuai kebutuhan. Pejabat keagamaan yang
dibentuk Hayam Wuruk mampu menciptakan rasa toleransi antar umat beragama kala
itu.
Kehidupan
beragama masa kerajaan Majapahit sebagaimana dilansir Parisada .org mengalami
perkembangan yang luar biasa sejak pemerintahan tribhuwana hingga hayam wuruk
yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni penyatuan agama siwa dan budha. Dari
penyatuan inilah digelar pertemuan lintas agama ,tetapi dalam praktek ritual
ibadah keduanya tetap terpisah. Kehidupan
beragama dimasa Majapahit mengalami kemajuan pesat, sehingga mampu menumbuhkan
rasa kebersamaan serta kerjasama antar umat beragama. Mereka tidak segan
membantu pembangunan tempat ibadah berupa bangunan suci seperti:candi,
pemandian suci, gua pertapaan yang digunakan sebagai upacara-upacara keagamaan,
meski mereka berbeda keyakinan. Bahkan perbedaan agama tidak menghalangi Raja
Majapahit Hayam Wuruk yang beragama Hindu, dan Mahapatih Gajahmada yang
beragama Budha untuk membangun Majapahit dan menghantarkan Majapahit mencapai
puncak kejayaan. Selain agama siwa,buddha di wilayah Majapahit juga berkembang
agama Karesian, namun perkembangannya ajaran ini berkembang dalam masyarakat
dan bercampur dengan kepercayaan tradisional asli. Penganut ajaran Karesian
lebih memilih bertempat tinggal didaerah pegunungan seperti gunung Pananggungan,arjuna,
dan gunung sujuh. Ternyata selain agama siwa, buddha, dan karesian. Ternyata
ajaran Islam juga ikut tumbuh berkembang diwilayah Majapahit. Terbukti kawasan
ini antara tahun 1356-1475 M banyak dijumpai makam Islam Troloyo yang diduga
kuat dimasa Hayam Wuruk masyarakat Majapahit juga menganut ajaran Islam.
6.
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA KERAJAAN
MAJAPAHIT
Masyarakat
majapahit hidup berdampingan dan rukun. Raja Majapahit berusaha agar
ketentraman masyarakatnya dapat dijaga dengan baik. Hal ini dilukiskan oleh
empu Tantular dalam kitab Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika. Para raja Majapahit juga sangat peduli dengan
kesastraan. Oleh karena itu, pujangga Majapahit menulis berbagai macam karya
sastra, diantaranya sebagai berikut :
·
Kitab Nagarakertagama, karangan Mpu
Pancayana. Menjelaskan kerajaan Majapahit dan daerah jajahannya
·
Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular.
Menjelaskan kerukunan hidup beragama di Majapahit
·
Kitab Arjuna Wijaya, karangan Mpu
Tantular. Menceritakan pertempuran raksasa dengan Arjuna Sasrabahu
·
Kitab Tantu pagelaran, menceritakan
perpindahan Gunung Mahameru kepulau Jawa, oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa
·
Kitab Panjiwijayakrama, menceritakan
riwayat Raden Wijaya hingga menjadi Raja Majapahit
·
Kitab Usana jawa, menceritakan
penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar
·
Kitab Pararaton, menceritakan riwayat
Raja-raja Singasari dan Majapahit
·
Kitab Ranggalawe, menceritakan
pemberontakan Ranggalawe
·
Kitab Sorandakan, menceritakan
pemberontakan Sora
·
Kitab Sundayana, menceritakan peristiwa
Bubat
Selain
itu, seni bangunannya juga berkembang pesat. Itu terlihat dari candi yang
dibangun Raja Majapahit. Diantarnya candi Penataran, Tegalwangi, Sumberjati,
Tikus, Brahu, Kedaton, Wringin Lawang, dan Bajang Ratu.
7.
SUMBER SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT
1. Prasasti Kudadu (1294 M)
Mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang telah
ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang setelah Raden Wijaya
menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana Anantawikramottunggadewa,
penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima.
2. Prasasti Sukamerta (1296
M) dan Prasasti Balawi (1305 M)
Mengenai Raden Wijaya yang telah memperisteri keempat putri Kertanegara yaitu
Sri Paduka Parameswari Dyah Sri Tribhuwaneswari, Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi
Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri
Paduka Rajapadni Dyah Dewi Gayatri, serta menyebutkan anaknya dari permaisuri
bernama Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda di Daha.
3. Prasasti Waringin Pitu
(1447 M)
Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit yang
terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre,
yaitu Bhre Daha, Bhre Kahuripan, Bhre Pajang, Bhre Wengker, Bhre
Wirabumi, Bhre Matahun, Bhre Tumapel, Bhre Jagaraga, Bhre
Tanjungpura, Bhre Kembang Jenar, Bhre Kabalan, Bhre Singhapura, Bhre Keling,
dan Bhre Kelinggapura.
4. Prasasti Canggu (1358 M)
Mengenai pengaturan tempat-tempat penyeberangan di Bengawan Solo.
Prasasti Biluluk (1366 M0, Biluluk II (1393 M), Biluluk III (1395 M).
Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk keperluan pembuatan garam
dan ketentuan pajaknya.
5. Prasasti Karang Bogem
(1387 M)
Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di Karang Bogem.
Prasasti Marahi Manuk (tt) dan Prasasti Parung (tt)
Mengenai sengketa tanah, persengketaan ini diputuskan oleh pejabat kehakiman
yang menguasai kitab-kitab hukum adat setempat.
6. Prasasti Katiden I (1392
M)
Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa Katiden yang meliputi
11 wilayah desa. Pembebasan pajak ini karena mereka mempunyai tugas berat,
yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang di daerah Gunung Lejar.
7. Prasasti Alasantan (939
M)
Menyebutkan bahwa pada tanggal 6 September 939 M, Sri Maharaja Rakai Halu Dyah
Sindok Sri Isanawikrama memerintahkan agar tanah di Alasantan dijadikan sima
milik Rakryan Kabayan.
8. Prasasti Kamban (941 M)
Meyebutkan bahwa apada tanggal 19 Maret 941 M, Sri Maharaja Rake Hino Sri
Isanawikrama Dyah Matanggadewa meresmikan desa Kamban menjadi daerah perdikan.
9. Prasasti Hara-hara
(Trowulan VI) (966 M).
Menyebutkan bahwa pada tanggal 12 Agustus 966 M, mpu Mano menyerahkan tanah
yang menjadi haknya secara turun temurun kepada Mpungku Susuk Pager dan Mpungku
Nairanjana untuk dipergunakan membiayai sebuah rumah doa (Kuti).
10. Prasasti Wurare (1289 M)
Menyebutkan bahwa pada tanggal 21 September 1289 Sri Jnamasiwabajra, raja yang
berhasil mempersatukan Janggala dan Panjalu, menasbihkan arca Mahaksobhya di
Wurare. Gelar raja itu ialah Krtanagara setelah ditasbihkan sebagai Jina
(dhyani Buddha).
11. Prasasti Maribong
(Trowulan II) (1264 M)
Menyebutkan bahwa pada tanggal 28 Agustus 1264 M Wisnuwardhana memberi tanda
pemberian hak perdikan bagi desa Maribong.
12. Prasasti Canggu (Trowulan
I)
Mengenai aturan dan ketentuan kedudukan hukum desa-desa di tepi sungai Brantas
dan Solo yang menjadi tempat penyeberangan. Desa-desa itu diberi kedudukan
perdikan dan bebas dari kewajiban membayar pajak, tetapi diwajibkan memberi
semacam sumbangan untuk kepentingan upacara keagamaan dan diatur oleh Panji
Margabhaya Ki Ajaran Rata, penguasa tempat penyeberangan di Canggu, dan Panji
Angrak saji Ki Ajaran Ragi, penguasa tempat penyeberangan di Terung.
BAB III. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Majapahit
adalah sebuah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang berpusat di Jawa Timur,
Indonesia, yang berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan merupakan
salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Secara geografis letak
kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai yang
luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat
dilayari sampai ke hulu. Kerajaan Majapahit
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389).
Yang ditunjang oleh pertanian sudah teratur, perdagangan lancar dan maju,
memiliki armada angkutan laut yang kuat serta dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan
patih Gajah Mada. Pada umumnya, rakyat Majapahit adalah petani, sisanya
pedagang dan pengrajin. Selain pertanian, Majapahit juga mengembangkan perdagangan
dan pelayaran. Masyarakat Majapahit secara umum menganut agama Hindu dan Budha.
Masyarakat majapahit hidup berdampingan dan rukun. Para raja Majapahit juga
sangat peduli dengan kesastraan. Sumber sejarah kerajaan majapahit antara lain
prastasi kudadu, sukamerta, waringin pitu, canggu, dll.
2. DAFTAR
PUSTAKA
1. id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Hindu_Buddha
2. fachrysrizal.blogspot.com/2013/11/kerajaan-kerajaan-hindu-buddha-di.html
3. id.wikipedia.org/wiki/Majapahit
4. indonesiaindonesia-com/f/86078-sejarah-kerajaan-majapahit/
7. Buku
sejarah indonesia, mata pelajaran wajib. Karangan wahjudi djaja, ringgo rahata,
mulyadi, halaman 81, halman 95-102,